“Pergaulilah orang mukmin dengan
hatimu dan pergauilah orang rusak dengan akhlakmu” (Ali bin Abi Thalib R.A).
Kamu mengaku telah menjadi orang
dewasa?
Apakah kamu yakin kalau kamu adalah
orang dewasa?
Kadang kedewasaan seseorang bukan
dilihat dari banyaknya usia, tapi dilihat dari :
1. Cara ia berfikir
2. Cara ia berbicara
3. Cara ia bersikap
4. Cara ia bertingkah laku.
Ada faktor-faktor yang mempengaruhi
kedewasaan seseorang yaitu :
1. Diri sendiri
2. Lingkungan teman, dan
3. Keluarga.
Biasanya orang yang dewasa selalu
bisa menghayati/merenungi segala masalah yang datang menimpanya. Tidak semua
orang bisa di katakan dewasa jika dalam sirinya masih terdapat :
1. Sifat manja
2. Egois/selalu ingin menang sendiri
3. Susah menerima masukan atau kritikan dari
orang lain
4. Rasa selalu ingin diperhatikan
5. Rasa sensitive yang tinggi/susah
mengontrol emosi
6. Susah menerima kekurangan orang lain
7. Terlalu bangga dengan diri sendiri
(berlebihan) /narsisme.
Kadang bertambahnya usia pun bukan
jaminan seseorang akan dewasa pula. Orang yang dewasa adalah orang yang selalau
menegerti keadaan yang ada saat ini baik dalam kehidupan, lingkugan dan juga
keluarga. Ia selalu bisa mencegah emosinya, jika pikirannya dalam kondisi tidak
stabil, ia akan menyikapi masalah dengan kepala dingin dan penuh kesabaran.
Pokoknya orang dewasa itu adalah orang yang dapat menyelesaikan semuanya dengan
melakukan yang terbaik untuk semua.
Penghambat kedewasaan
Kedewaan tidak selalu berhubungan
dengan umur. Kadang ada orang yang umurnya boleh dibilang tua namun sikapnya
masih kekanak-kanakan, suka menang sendiri, emosian, dan enggak mau kalah. Ada
pula sebaliknya, walaupun usianya masih muda, ia mampu menjadi panutan
teman-temannya.
Kedewasaan adalah proses perkembangan
kepribadian. Karena proses, jadi tidak bisa instan. Tidak bisa hanya dengan
berdandan seperti orang dewasa lalu jadi
orang dewasa. Kedewasaan itu lebih ke sikap kita dalam menghadapi apapun.
Memang, semestinya yang umurnya lebih banyak ia akan lebih dewasa karena sudah
mengalami banyak hal dalam hidup dan lebih banyak belajar dari pengalaaman.
Tapi kenyataannya tak selalu begitu, ini karena pendewasaan dalam prosesnya
bisa mengalami kemajuan, atau bahkan mundur.
Orang yang selalu belajar dari pengalaman dan suka
introspeksi diri biasanya proses kedewasaannya makin maju. Artinya, makin hari
makin tumbuh menjadi manusia yang lebih bijaksana. Sebaliknya, orang yang cepat
merasa puas sehingga merasa tidak perlu belajar lagi, manja, tidak mau dikritik
dan selalu lari dari masalah akan mengalami hambatan dalam proses
pendewasaannya.
Jadi, usia bukanlah faktor tingkat
kedewaan seseorang. Usia berjalan lurus dengan waktu, dimana faktor waktu
adalah faktor yang paling penting dalam meningkatkan kedewasaan.
Mengapa?
Seiring dengan waktu, kita mengalami
peristiwa-peristiwa baik kecil maupun besar, ada peristiwa sedih,
masalah-masalah, keburukan, ada juga peristiwa menyenangkan, gembira, dan
sebagainya. Orang yang cepat dewasa adalah orang yang bisa mengambil hikmah,
mengambil manfaat dibalik semua peristiwa itu. Sesepele atau se-remeh apapun
itu, peristiwa atau kejadian yang kita alami itu diberikan Allah SWT sebagai
ujian/test case untuk kita pelajari, sebagai tambahan poin tingkat kedewasaan
kita. Kita kan gak mau seiring waktu dan usia kita, namun tidak ada penigkatan
kedewasaan, cara berpikir serta reaksi terhadap sesuatu kejadian yang kita
alami atau orang lain alami.
Latihan
Ciri paling mencolok dari orang yang
tidak dewasa adalah egoism yang tinggi. Artinya selalu mementingkan diri
sendiri tanpa melihat kepentingan orang lain. So…
Latihan pertama untuk menjadi dewasa
aladah berlatih untuk mengurangi sifat egois kita.
Latihan kedua adalah belajar untuk
menerima diri sendiri apa adanya. Pada dasarnya orang menjadi egois karena
tidak mampu untuk menerima dirinya sendiri apa adanya. Jadi cobalah eksplor
diri sendiri kekurangan dan kelebihannya. Terimalah apapun yang ada pada diri
sendiri. Hanya dengan menerima diri sendiri apa apadanya, kita akan mampu
bersikap terbuka pada orang lain. Mencintai semua yang ada dalam diri kita
sendiri merupakan dasar untuk bisa mencintai semua manusia. Kalau kita mampu
mencintai semua manusia apa adanya, itu berarti kit telah sampai di “puncak
kedewasaan”.
Jadi, sudahkah kamu menjadi orang
yang dewasa?
Tanyalah dirimu sendiri, dan jawablah
dengan hatimu. Lihat orang-orangn disekitarmu karena merekalah yang bisa
membuatmu menjadi seorang yang dewasa.
Semoga bermanfaat.